Panduan Cara Budidaya Ikan Mujair Agar Cepat Besar dan Analisa Usahanya

 Cara Budidaya Ikan Mujair - Dalam artikel kali ini, kami akan membahas tentang budidaya ikan air tawar yakni Mujair. Sebuah kesempatan yang baik karena kita dapat memberikan tips yang baik dalam budidaya untuk semua yang membutuhkan sekitar informasi dalam budidaya, untuk melihat dan merawat apa yang akan kita dapatkan semua, begini cara berbudidaya ikan mujair.


Panduan Cara Budidaya Ikan Mujair
Panen Ikan Mujair

Jika dilihat sekilas, ada persamaan fisik antara ikan Nila dan ikan Mujair, padahal jika diperhatikan secara detail ditemukan perbedaan dari ikan tersebut. Perbedaan Ikan Nila dan Ikan Mujair dapat dilihat dari bentuk fisik, warna, dan proses berkembang biaknya.

Ikan Mujair adalah ikan yang sangat mudah untuk berkembang biak dan juga sangat cepat pertumbuhannya, sehingga Mujair cocok menjadi salah satu pendapatan keluarga karena harga jual ikan mujair sangat tinggi.

Sebelum kita menjelaskan lebih lanjut tentang ikan mujair, naturalisasi akan memberikan informasi asal-usul ikan Mujair.

Ikan Mujair

Mujair berasal dari nama salah satu yang pertama kali menemukan ikan ini, Bapak Mujair, yang menemukan Mujair di Muara serangan Sungai Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Jadi sampai saat ini ikan tersebut dinamai dengan ikan mujair.

Sebelum kita berbicara lebih banyak tentang cara ternak atau teknik budidaya terutama untuk ikan Mujair ini, akan lebih baik jika kita tahu lebih banyak tentang ikan air tawar yang satu ini. Ikan Mujair memiliki penyebaran alami di sekitar perairan Afrika.

Ikan ini sendiri pertama kali ditemukan di Indonesia oleh seorang pria bernama Pak Mujair, kemudian, ikan ini kemudian diberi nama ikan mujair.

Bapak Mujair sendiri menemukan ikan air tawar ini pertama kali di muara sungai Serang, di Pantai Selatan Blitar, Jawa Timur sekitar tahun 1939 tetapi sampai saat ini ternyata keberadaan ikan ini ke Indonesia juga masih diselimuti misteri karena Afrika dan Indonesia nyata-nyatanya dipisahkan oleh laut yang bukan merupakan air notabene yang dapat dilalui oleh ikan tawar.

Ada beberapa jenis ikan yang sering dibudidayakan di Indonesia, antara lain, Mujair biasa, ikan Mujair nila, ikan Mujair merah sering disingkat sebagai Jamerah atau Mujarah, dan yang terakhir adalah Ikan Mujair Albin.

Budidaya Ikan Mujair

Cara bertani dan akuakultur sendiri cukup mudah karena petani hanya membutuhkan kolam sebagai tempat pemeliharaan ikan Percomorphi ini. Sebelum kita beralih ke topik ternak tumbuh, mari kita bahas masalah kolam pertama.

Ada beberapa hal penting yang perlu petani perhatikan ketika petani ikan ingin membuat Kolam pemeliharaan salah satunya adalah jenis tanah yang akan digunakan sebagai kolam.

Jenis tanah yang baik untuk pembuatan kolam adalah sejenis tanah liat atau lahan tanah liat karena jenis tanah ini dapat menahan massa besar air dan juga tidak cepat bocor sehingga lebih aman untuk membuat kolam terutama untuk Kolam pembesaran yang akan petani gunakan untuk mengurus ikan Mujair yang sedang menunggu untuk periode kehidupan.

Seperti jenis ikan lainnya, ada beberapa tahapan yang perlu petani lalui sebelum Mujair akhirnya siap panen. Tahap pertama adalah tahap pemeliharaan indukan dan tahap pemijahan. Langkah selanjutnya adalah tahap pembibitan yang kemudian diikuti oleh tahap penyemaian di mana petani harus menjaga ikan muda siap untuk dipindahkan ke Kolam pembesaran.

Dalam proses pemeliharaan mujair bibit, jika kemudian produktivitas kolam renang menurun maka kita harus segera memberikan pakan tambahan sehingga ikan tidak cepat mati sehingga kerugian dapat dihindari.

Persiapan Kolam Ikan Mujair

1. setelah kolam selesai, jika kolam banyak air maka harus dikeringkan pertama selama beberapa hari. Hal ini kemudian diberi kapur atau penyapihan untuk menghilangkan dan memberantas hama atau ikan liar lainnya yang menjadi predator untuk ikan Mujair nanti.

Pengapuran dilakukan dengan dosis 25-200 gram/meter persegi. Dan pemupukan adalah memberikan pupuk urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.

2. melakukan pemupukan setelah semua bersih, yang perlu dikerjakan adalah pemupukan. Dengan Pemupukan pada kolam dimaksudkan agar pertumbuhan berbagai makanan ikan alami cepat berkembang biak.

Jadi pertumbuhan ikan akan cepat karena banyaknya makanan alami seperti plankton. Dalam hal ini pupuk yang biasa digunakan adalah kotoran.

3. pakan ikan Mujair untuk pembesaran jika ikan Mujair alam telah dikurangi atau istilah kolam ikan yang tidak subur lagi (tidak menghasilkan makanan alami) maka perlu dilakukan tambahan makanan dengan kapasitas tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus 65%.

Selain makanan seperti yang dimaksudkan, juga dapat diberikan makanan dalam bentuk pelet yang berbasis protein 20-30% dengan dosis 2-3% berat populasi/hari. Makanan Mujair ini diberikan dua kali sehari, pagi dan sore.

Proses Pembenihan

Pemilihan Ikan Mujair Indukan:

Betina
  • Ada 3 lubang di urogenetial: rektum, telur lubang produksi dan urin lubang.
  • Ujung sirip berwarna kemerahan yang pucat tidak jelas.
  • Warna perut lebih putih.
  • Warna dagu putih.
  • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

Jantan
  • Dalam alat urogenetial, ada 2 lubang: anus dan lubang sperma dan lubang urin.
  • Ujung sirip yang kemerahan cerah dan jernih.
  • Warna perut lebih gelap/kehitaman.

Proses Pemijahan Mujair

Rasio Jantan dan Betina adalah 6:4 untuk ukuran Kolam 6 x 8 M. Dengan kedalaman air kolam 70 cm. Bagian bawah kolam di lapangan harus berlumpur untuk membuatnya lebih mudah bagi ikan Mujair untuk membuat sarang atau sarang. Sarang lubang di cekungan membentuk sekitar 15-40 cm diameter.

Kemudian pemijahan akan berlangsung segera. Setelah proses pemupukan selesai, pemijahan segera dikumpulkan oleh indukan betina ke dalam mulut untuk menetatkan sampai menetas. Pada saat ini indukan betina tidak aktif mengkonsumsi makanan.

Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 26 oC-28 oC. Setelah sekitar 14 hari setelah menetas, larva harus dilepas untuk mencari makanan sendiri.

Langkah Dalam Budidaya Ikan Mujair

1. Pembuatan Kolam
  • Dalam langkah ini masih sama dengan budidaya ikan lain tergantung pada tanah dan kebutuhan budidaya. Secara umum, luas area kolam adalah 550 – 1050 m2 pembuatan kolam Pematang harus kokoh dan tahan air dengan lebar mencapai 55 cm.
  • Pengiriman inlet dan produksi air terletak di sisi berlawanan. Dan memberikan saringan yang terbuat dari kawat yang memiliki ukuran lubang kecil sehingga ikan tidak keluar dari kolam, atau Nets/hapa ditempatkan pada saluran asupan dan produksi.
  • Dalam air kolam berkisar dari 75 cm-155 cm. Untuk mencegah overflow ketika hujan memasuki kolam kita dapat membuat perimeter atau parit diagonal dengan kedalaman antara 25 -55 cm dengan Iebar mulai dari 55-205 cm.

2. Persiapan untuk Pemeliharaan
Sebelum ikan di kolam budidaya harus dilakukan pada tahap berikut:
  • Kolam jemuran sampai tanah menjadi retak untuk 4-7 hari.
  • Penerimaan kalsium kapur dengan dosis 30-55 g/m2. Pemupukan dasar pupuk organik dengan dosis 255-500 g/m2 dan pupuk anorganik seperti urea dan NH4NO3 15 g/m2, TSP 10 g/m2,
  • Pupuk yang digunakan tersebar merata di dasar kolam.

3. Benih
Untuk memprioritaskan hasil yang mencapai jumlah target dapat dilakukan distribusi benih yang sesuai dengan area budidaya itu sendiri dengan Tebar yang solid 5-10 ekor/m2 dan ukuran biji yang digunakan adalah 8-12 cm atau berat ± 15-20 g/ekor.

4. Pemberian Pakan
Untuk pakan maksimum selain pakan alami yang tersedia di kolam, juga disediakan pakan tambahan (Pellet) dengan Kaden protein sekurang-kurangnya 28%, lemak 30%, dan karbohidrat 15%.

Frekuensi memberi makan 2-3 kali sehari adalah pagi, sore, dan malam hari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5% dari berat biomassa ikan per hari tergantung pada usia dan berat ikan

5. Pengelolaan Air
Pengolahan air dapat diberikan dari sumber air yang berasal dari sungai, mata air, sumur atau air hujan. Kondisi air yang ideal memiliki suhu 28-30 ° C, pH (7-8,5), air discharge ± 5 Usecond/1000 M persegi melakukan perubahan air dan penambahan air jika ada di Peelukan.

Tapi biasanya air kolam akan menguap karena terkena sinar matahari. Perubahan dan menambahkan sebanyak 25% dari air kolam.

6. Produktivitas
Ukuran panen 200-300 glekor dengan pemeliharaan yang panjang 3-6 bulan. Produksi yang diproduksi adalah 1-2 kg/m2.

Dengan artikel naturalisasi ini, tentang panduan budidaya mujair yang telah kami sampaikan, jangan lupa juga untuk membaca panduan budidaya hewan dan tanaman lain yang kami rekomendasikan, yang dapat dijadikan bahan acuan di bidang budidaya yang tekuni hari ini adalah panduan bagaimana cara budidaya Lele.

Comments

Popular posts from this blog

What is the Difference Between UHF & VHF & HF and GMRS & FRS?

Synchronous Digital Hierarchy (SDH) Apa itu Synchronous Digital Hierarchy (SDH)?